Senin, 28 Agustus 2017

KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Top of Form
Bottom of Form
KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN



Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang (jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Teori ekonomi standar mengatakan bahwa meskipun pengaruh kelembagaan selain free market bisa saja menghasilkan alokasi yang efisien dan optimal. Dengan kata lain, jika pasar tidak eksis, alokasi sumber daya tidak akan terjadi secara efisien dan optimal. Dalam beberapa hal, mekanisme pasar tidak bisa bekerja secara optimal pada beberapa sumber daya alam. Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui 2 jenis mekanisme. Yaitu melalui mekanisme pasar dan mekanisme birokrasi. Dengan sejumlah kondisi yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya yang efisien. Namun kegagalan pasar juga bisa terjadi dalam pengalokasian sejumlah barang dan jasa. Ini bisa disebabkan karena adanya public goods beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah yang akan didistribusikan melalui mekanisme birokrasi.
1. Permintaan
            Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Misalnya ketika berbicara tentang permintaan pakaian di Jakarta, kita berbicara tentang berapa jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu, per bulan atau per tahun, di Jakarta.
Hukum Permintaan:
            Hukum permintaan menyatakan bahwa harga sebuah barang meningkat, kuantitas (jumlah) yang diminta akan turun, sebaliknya  jumlah (kuantitas) barang yang diminta naik, jika harga sebuah barang mengalami penurunan. Dalam hal ini kuantitas yang diminta berhubungan negative dengan harga barang. Hukum yang berlaku dalam ilmu ekonomi tidaklah berlaku mutlak tetapi bersifat ceteris paribus.
1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
            Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
·      Harga barang itu sendiri
·      Harga barang lain yang terkait
·      Tingkat pendapatan perkapita
·      Selera atau kebiasaan
·      Jumlah penduduk
·      Perkiraan harga di masa mendatang
·      Distribusi pendapatan
·      Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
1.2 Teori Permintaan
            Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Teori Permintaan, dapat dinyatakan : “Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.”
1.3 Skedul dan Kurva Permintaan
            Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan tingkat permintaan barang tersebut.
Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes per bulan merupakan fungsi linear berikut ini:
            Qd = 100-10P
dimana: Qd = permintaan beras (dalam ribuan ton)
               P   = harga beras per kilogram (dalam rupiah)

Dari persamaan diatas kita menyimpulkan bahwa jika harga beras nol (gratis), permintaan beras tidaklah tak terhingga, melainkan hanya 100.000 ton. Permintaan beras akan menjadi nol kalau harga beras Rp.10.000,00 atau lebih per kilogram. Kita juga dapat menentukan berapa jumlah permintaan beras pada harga antara nol rupiah sampai Rp.10.000,00 per kilogram, seperti yang tertera dalam skedul permintaan berikut ini

Tabel 2.1 Skedul Permintaan Beras
Harga beras per kilogram (Rp)
Permintaan beras per bulan (ribu ton)
0
2000
4000
6000
8000
10000
100
80
60
40
20
0

1.4 Perubahan dan Pergeseran Permintaan
            Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga dan perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor non harga). Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah harga barang yang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve). Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan harga (barang itu sendiri). Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menambah jumlah yang diminta. Sedangkan apabila faktor-faktor non harga yang berubah (misalnya pendapatan konsumen naik, ceteris peribus) akan menyebabkan perubahan permintaan (menaikkan permintaan), yaitu pada tingkat harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah.
1.5 Permintaan Individual dan Permintaan Pasar
1.  Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.  Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat pada saat yang bersamaan (penjumlahan permintaan individu)

2. Penawaran
             Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor non harga.
Hukum Penawaran:
            Hukum penawaran menyatakan semkain tinggi harga suatu barang semakin banyak jumlah barang yang dibutuhkan, semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Hukum penawaran juga bersifat ceteris paribus. Hal ini menunjukkan hubungan yang positif antara harga barang atua jasa dengan kuantitas yang ditawarkan.
2.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran
            Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi penawaran suatu barang, yaitu:
·      Harga barang itu sendiri
·      Harga barang lain yang terkait
·      Harga faktor produksi
·      Biaya produksi
·      Teknologi produksi
·      Jumlah pedagang/penjual
·      Tujuan perusahaan
·      Kebijakan pemerintah
2.2 Model atau Teori Penawaran
            Yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan dijual. Kenaikan harga penawaran akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium dan menyebabkan kenaikan kuantitas ekuilibrium. Penururnan penawaran menyebabkan kenaikan harga ekuilibrium dan menyebabkan penurunan kuantitas ekuilibrium.
2.3 Skedul dan Kurva Penawaran
            Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan, yang dimana apabila jumlah sesuatu barang yang sanggup ditawarkan oleh pada suatu tingkat harga dan tempo masa tertentu
2.4 Penawaran Individual dan Penawaran Pasar
a.  Penawaran Perorangan
Penawaran perorangan terhadap suatu barang atau jasa ialah kesediaan dari seorang penjual untuk menawarkan berbagai jumlah barang pada berbagai tingkat harga.
b.  Penawaran Pasar
Penawaran pasar adalah keseluruhan penjumlahan dari penawaran perorangan suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga.

3. Keseimbangan Pasar
3.1 Kondisi Keseimbangan Pasar
            Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang akan dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di bawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
Contoh:
Permintaan      :  Qd   = 200 – 10P
Penawaran       :  Qs  = -40 + 5P
Di mana:     Qd,  Qs    = ribu unit per tahun
            P                      = puluh juta rupiah per unit
Keseimbangan Pasar:
            Qd                   = Qs
            200 – 10P        = -40 + 5P
            240                  = 15P
            P                      = 16
            Qd                   = 200 – 10(16) = 40
            Qs                    = -50 + 5(16)   = 40
Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp. 160 juta per unit. Saat itu jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit mobil per tahun.
Jika harga mobil ditetapkan Rp. 150 juta per unit (dibawah harga keseimbangan) maka akan mengakibatkan kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit mobil per tahun. Sedangkan jika harga ditetapkan Rp.170 juta per unit (di atas harga keseimbangan) makan akan mengakibatkan kelebihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil pertahun.
3.2     Keseimbangan Parsial dan Keseimbangan Simultan
3.2.1  Kesimbangan parsial
Ekuilibrium parsial adalah kondisi keseimbangan ekonomi yang mempertimbangkan hanya bagian dari pasar , ceteris paribus , untuk mencapai keseimbangan. Seperti yang didefinisikan oleh George Stigler, "Sebuah ekuilibrium parsial adalah salah satu yang didasarkan hanya pada kisaran terbatas data, contoh standar harga satu produk, harga semua produk lainnya ditahan tetap selama analisis”.
Supply dan demand model adalah model keseimbangan parsial di mana clearance di pasar beberapa barang-barang tertentu yang diperoleh secara independen dari harga dan kuantitas di pasar lain. Dengan kata lain, harga semua pengganti dan melengkapi, serta tingkat pendapatan konsumen adalah konstan. Hal ini membuat analisis yang lebih sederhana daripada dalam model ekuilibrium umum yang mencakup seluruh ekonomi.
Di sini proses dinamis adalah bahwa harga penyesuaian sampai penawaran sama dengan permintaan. Ini adalah teknik sederhana yang kuat memungkinkan seseorang untuk belajar keseimbangan, efisiensi dan statika komparatif. Ketatnya asumsi penyederhanaan yang melekat dalam pendekatan ini membuat model jauh lebih penurut, tetapi dapat menghasilkan hasil yang, sementara tampaknya tepat, tidak efektif Model fenomena ekonomi dunia nyata.
Analisis ekuilibrium parsial meneliti efek dari tindakan kebijakan dalam menciptakan keseimbangan hanya di sektor tertentu atau pasar yang terkena dampak langsung, mengabaikan efeknya di pasar lainnya atau industri dengan asumsi bahwa mereka yang kecil akan berdampak kecil jika ada. Oleh karena itu analisis ini dianggap berguna dalam pasar terbatas.
3.2.2  Keseimbangan Umum
          Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terthadap harga jual, seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang, juga keseimbangan antara pengeluaran uang dengan pemasukan dan juga keseimnbangan antara pendapatan dengan pengeluaran yang terjadi.
             Keseimbangan umum atau equilibrium adalah kondisi dimana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran. Jumlah barang pada keadaan itu disebut kuantitas keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk keadaan keseimbangan itu disebut harga keseimbangan. Keseimbangan umum terjadi apabila pasar uang dan pasar barang berada dalam keseimbangan secara bersama-sama, dan keseimbangan tersebut diperoleh keseimbangan pendapatan nasional dan keseimbangan tingkat bunga.
3.2.3  Aspek Penentuan Harga Pasar dalam Keseimbangan Pasar
a. Pendapatan konsumen
Pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh individu. Suatu pertumbuhan ekonomi tingkat tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin minta kuantitas lebih besar dari barang dan jasa tertentu yaitu jadwal permintaan untuk berbagai barang dan jasa mungkin tergeser keluar sebagai reaksi pendapatan yang lebih tinggi.
b. Preferensi / Selera Konsumen
Sejak preferensi konsumen (selera) untuk suatu produk berubah, kuantitas permintaan produk oleh konsumen juga berubah. Apabila produk menjadi kurang terkenal, permintaan untuk produk berkurang. Akibatnya surplus mungkin memaksa perusahaan menurunkan harganya untuk menjual apa yang telah mereka hasilkan.
c. Biaya Produksi
Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga ekuilibrium adalah perubahan dalam biaya produksi. Ketika perusahaan mengalami biaya lebih rendah, mereka bersedia menawarkan (memproduksi) lebih untuk harga tertentu. Ini mengakibatkan suatu surplus produk, memaksa perusahaan menurunkan harga supaya dapat menjual semua yang mereka produksi.

4. Surplus Ekonomi
Surplus konsumen = selisih antara jumlah yang konsumen sanggup membayar dengan yang harus dibayar.  Surplus produsen  = selisih antara jumlah yang diterima dengan mereka yang harus diterima. Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar adalah marjinalis (marginalisrn approach), yarrg mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi atau mengonsumsi ditentukan oleh berapa besar tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau dikonsumsi. Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia tidak menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan. Jika kasus pasar mobil di atas digunakan kembali sebagai contoh, satu unit mobil pertama dijual dengan harga Rp 82 juta, sedangkan unit kedua baru akan dijual jika harganya Rp 84 juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi konsumen untuk 1 unit pertama bersedia membeli dengan harga Rp199 juta. Tetapi untuk unit selanjutnya, sebut saja unit kedua, konsumen hanya mau membeli dengan harga di bawah Rp199 juta, yaitu Rp 198 juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan- pemakaian mobil telah menurun. Pada saat keseimbangan, konsumen memtravar motril vang dibeli jauh lebih sedikit dibanding kesediaan membayar. Sebaliknra produsen menerima uang lebih banyak daripada yang sebenamva mereka harapkan. Apa yang dialami oleh konsumen disebut  surplus konsumen (consumer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar. Untuk produsen disebut surplus produsen (producer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar.

5. Kegagalan Pasar
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya terpenuhi, antara lain pelaku bersifat rasioal, memiliki informasi sempurna, pasar berbentuk persaingan sempurna dan barang bersifat privat.
Penyebab terjadinya kegagalan pasar:
a. Informasi Tidak Sempurna (Incomplete Information)
b. Daya Monopoli (Monopoly Power)
c. Eksternalitas (Externality)
d. Barang Publik (Public Goods)
e. Barang Altruisme (Altruism Good)

6. Intervensi Pemerintah
Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut.
1.  Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan,
2.  Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil,
3.  Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat memengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik monopoli yang merugikan,
4.  Menyediakan barang publik (public goods) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
5.  Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi.
6.1 Kontrol Harga
            Tujuannya adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk kontrol harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga maksimum (ceiling price).
1.  Harga dasar (floor price) adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah dalam rangka melindungi produsen.
2.  Harga maksimum (ceiling price) adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen dalam rangka melindungi konsumen.
3.  Kuota, selain dengan pembelian, pemerintah memengaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijaksanaan kuota (pembatasan produksi).
6.2 Pajak dan Subsidi
            Pajak akan akan meningkatkan harga menjadi mahal tetapi diperlukan sebagai sumber penerimaan negara. Subsidi merupakan kebalikan dari pajak karena subsidi menambah pendapatan nyata baik kepada konsumen maupun produsen.
6.3 Tarif dan Kuota
            Pada perekonomian yang terbuka (global), harga yang berlaku adalah harga internasional. Bila harga domestik lebih tinggi dari harga internasional biasanya akan melakukan impor. Dalam rangka proteksi terhadap produsen domestik Pemerintah dapat menerapkan kebijakan tarif (pajak impor) dan kuota.

Referensi :

Rahardja P dan Manurung M. 2010. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar